Pada zaman dahulu, di sebuah hutan berdirilah sebuah kerajaan yang   sangat megah. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang selalu   bertindak semena-mena. Ia selalu berbuat tidak adil dan senantiasa   mementingkan dirinya sendiri. 
Karena itu, rakyat sangat membenci rajanya. Akan tetapi, dia mempunyai isteri yang sangat baik hati dan selalu patuh pada perintahnya. Sang istri memahami bahwa Raja bersikap dan berperilaku buruk dikarenakan raja sangat menginginkan keturunan. Setelah sekian lama menikah, mereka belum dikaruniai anak satu pun. Istrinya merasa bersalah karena dia tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya.
Karena itu, rakyat sangat membenci rajanya. Akan tetapi, dia mempunyai isteri yang sangat baik hati dan selalu patuh pada perintahnya. Sang istri memahami bahwa Raja bersikap dan berperilaku buruk dikarenakan raja sangat menginginkan keturunan. Setelah sekian lama menikah, mereka belum dikaruniai anak satu pun. Istrinya merasa bersalah karena dia tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya.
Suatu hari istri Raja jatuh sakit. Raja  begitu mencemaskan keadaan   isteri karena ia sangat mencintai istrinya. Raja pun memanggil tabib   kerajaan untuk memeriksa istrinya. Setelah memeriksa keadaan istri raja,   tabib kerajaan mengucapkan selamat kepada Raja. Ternyata, istri raja   tidak sakit, melainkan sedang hamil. Raja begitu terkejut mendengar   kehamilan istrinya. Tentu saja raja menjadi sangat  senang karena dia   akan mempunyai keturunan. Raja merayakan kegembiraannya dengan   mengadakan pesta besar-besaran bersama rakyatnya. Semua orang bahagia   dalam pesta itu.
Selama istrinya hamil,Raja semakin  menyayangi istrinya. Hampir setiap   hari Raja memegang perut istrinya. Ia seakan tidak sabar menanti   kelahiran anaknya dan ia sangat menginginkan anak laki-laki. Semua   persiapan untuk kelahiran dipersiapkan oleh dayang-dayang kerajaan.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.  Semua rakyat berkumpul   untuk menyaksikan calon pemimpin mereka. Raja begitu terkejut dan   kecewa bahwa yang lahir adalah perempuan bukan laki-laki, tetapi Raja   tidak ingin merusak kebahagian istri dan rakyatnya. Raja menyadari harus   bersyukur walaupun anak yang dilahirkan istrinya tidak seperti yang   diinginkannya selama ini. Raja menamai anak perempuannya Putri Biyuku.   Putri Biyuku artinya putri kura-kura karena pada saat putri dilahirkan    muncul segerombolan kura-kura yang sangat besar di luar istana.   Kura-kura itu ikut menanti kelahiran Putri Biyuku. Setelah Putri Biyuku   lahir,  segerombolan kura-kura itu pun pergi meninggalkan kerajaan.
Setelah anaknya lahir, sikap dan perilaku Raja berubah. Raja itu   menjadi yang adil, bijaksana, dan selalu mementingkan kemakmuran   rakyatnya. Perubahan sikap Raja itu dikarenakan ia telah dikaruniai   keturunan yang sangat cantik jelita. Putri Biyuku sangat dimanja oleh   kedua orangtuanya. Seiring berambahnya waktu, Putri Biyuku tumbuh menjadi gadis remaja.    Tidak disangka-disangka, Putri Biyuku mewarisi sifat-sifat buruk   ayahnya. Raja juga tidak tinggal diam, dia terus berusaha agar anaknya   dapat mengubah sifat buruknya.
Suatu hari  Raja membuat sayembara untuk mencarikan jodoh anaknya. Raja   berharap Putri Biyuku akan mengubah sifatnya. Banyak laki-laki yang   mengikuti seyembara tersebut. Akan tetapi,  selain menolak,Putri Biyuku   juga menghina semua laki-laki yang berminat dengannya. Hingga suatu  hari  datanglah seorang pemuda yang mukanya sangat buruk dan dari  golongan  orang miskin. Pemuda itu datang ke kerajaan untuk mengikuti  sayembara.  Perlakuan yang sama juga didapatkannya. Bukan hanya cacian  tapi juga  pukulan diterima oleh pemuda itu. Tiba-tiba sosok pemuda itu  berubah  jadi pemuda yang sangat tampan. Ternyata, pemuda itu adalah  seorang  pangeran yang sengaja turun ke bumi untuk menyadarkan Putri  Biyuku atas  semua perilaku buruknya. Perbuatan buruk Putri Biyuku tidak  dimaafkan  lagi.  Pangeran pun menyihir Putri Biyuku menjadi kura-kura.
Raja sangat sedih melihat anak yang sangat disayanginya telah berubah   menjadi kura-kura. Namun, apa daya, Raja tidak bisa berbuat apa-apa. Ia   berusaha mengikhlaskannya. Putri Biyuku pun pergi ke sungai yang ada di   dalam hutan dan tidak kembali lagi untuk selama-lamanya. Karena begitu   sayang dengan putrinya dan untuk mengenang Putri kesayangannya, Raja   menamai hutan tempat  putrinya tinggal dengan nama hutan Biyuku. Karena   Raja tidak mempunyai keturunan untuk meneruskan kepemimpinannya, lambat   laun kerajaan itu pun runtuh. Hutan Biyuku sekarang menjadi sebuah  desa  yang bernama Desa Biyuku. Desa Biyuku terletak di Kecamatan  Banyuasin  III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Diadaptasi dari http://www.wardana-soft.blogspot.com

Sangat menarik.kisahnya mengajarkan pembaca untuk menjadi insan berprilaku baik.
BalasHapusIni cerita yg bagus
BalasHapus